Rabu, 13 Agustus 2014

Objek Pariwisata Kalimantan Selatan.

Kalimantan Selatan juga memiliki banyak sekali tempat pariwisata loh !
Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

1. PULAU KEMBANG OBJEK WISATA KALSEL

     Bagi pendatang ke Banjarmasin rasanya kurang lengkap kalau tidak mengunjungi Pulau Kembang di tengah Sungai Barito pinggiran Kota, dimana terdapat sekitar dua ribu ekor kera jinak.
Untuk mencapai pulau kembang yang merupakan delta tersebut cukup gampang cukup naik klotok sekitar setengah jam dari kota sudah sampai ke tujuan, disana pengunjung bisa bercanda dengan kera jinak atau kera abu-abu di lokasi ini.
Pihak pengunjung tak usah takut karena kera tersebut tidak akan menyerang pengunjung, asal pengunjung tidak menggangunya cukup dengan memberikan makanan, berupa kacang tanah, pisang , atau buah-buahan lainnya.
kera2.jpg monyet.jpg Salah seorang pengunjung Pulau Kembang, serta kumpulan monyet di lokasi tersebut.
idik.jpg
PULAU KEMBANG
      Pulau Kembang adalah sebuah delta seluas 60 Ha yang terletak di tengah sungai Barito dan merupakan habitat kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Pada tahun 1976, pulau ini ditetapkan sebagai hutan wisata berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976.
Menurut cerita, pulau Kembang berasal dari kapal Inggris yang dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750-an atas perintah sultan Banjar. Puing-puing bekas kapal tersebut lambat laun ditumbuhi pepohonan dan berubah menjadi sebuah pulau yang kemudian didiami sekelompok kera. Orang-orang desa yang berada di sekitar pulau baru ini menganggap bahwa kera-kera tersebut merupakan penjelmaan orang halus yang memakai sarungan kera. Kelompok kera tersebut dipimpin oleh seekor kera yang sangat besar bernama si Anggur.
Munculnya keyakinan tersebut menjadikan pulau yang baru muncul ini dijadikan sebagai tempat bernazar. Masyarakat sekitar datang ke pulau ini dengan membawa sesajen seperti pisang, telor, nasi ketan, mayang-pinang, dan beberapa jenis kembang. Oleh karena sering digunakan untuk tempat berhajat dan menabur kembang, pulau baru tersebut lebih dikenal dengan sebutan Pulau Kembang.
Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi “penjaga” pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman). Keberadaan altar menunjukkan bahwa para pengunjung yang datang tidak sekedar berwisata melihat kera, tetapi juga datang untuk keperluan berdoa, khususnya orang-orang Cina.
Kera-kera di tempat ini yang berjumlah ratusan bahkan ribuan, sangat akrab (walaupun ada juga yang ganas) dengan para pengunjung. Biasanya ketika para wisatawan datang berkunjung, kera-kera tersebut banyak yang menunggu di dermaga, menunggu para wisatawan memberi mereka makanan seperti pisang, kacang dan sebagainya. Namun karena tidak semua kera-kera di tempat ini bersahabat dengan para pengunjung, maka ada baiknya para pengunjung memperhatikan hal-hal berikut ini:
Siapkan makan-makanan ringan seperti kacang kulit, pisang dan sebagainya untuk diberikan kepada para kera.
Taruhlah barang bawaan seperti tas di tempat yang aman dan tersembunyi. Barang bawaan atau tas terkadang direbut oleh sekelompok kera dan dibawanya kabur.
Berhati-hati juga menyimpan barang bawaan (tas atau sejenisnya) di dalam perahu klotok, karena kera-kera tersebut bisa naik ke klotok dan mengobrak-abrik barang bawaan para pengunjung.
Di lokasi wisata ini banyak peminta-minta, sehingga cukup bijaksana jika para pengunjung menyiapkan uang receh.
Para kera mengerubuti para pengunjung yang baru turun dari klotok
Pulau Kembang ditempati oleh ratusan bahkan ribuan monyet dan beberapa jenis burung. Bila tengah beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan salah satu spesies monyet yang menjadi maskot fauna Kalimantan Selatan, yaitu Bekantan (Nasalis larvatus). Kera ini memiliki sifat pemalu, berambut cokelat kemerah-merahan, dan berhidung panjang. Di tempat ini, para pengunjung juga bisa menyaksikan kera-kera yang bisa berenang. Selain itu, para pengunjung dapat berinteraksi dengan memberikan makanan berupa kacang dan merasakan sensasi luar biasa ketika dikerubuti kera-kera yang sangat banyak tersebut.
Selain menjadi tempat ribuan kera, di tempat ini ternyata juga ada sebuah kuil yang biasanya digunakan oleh para pengunjung untuk meletakkan sesajen atau melaksanakan nadzarnya. Pulau ini sering dihubungkan dengan kejadian-kejadian mistis. Banyak para pengunjung yang mengaku mengalami hal-hal mistis seperti melihat jembatan yang menghubungkan pulau Kembang dengan daratan; melihat sosok pangeran berbaju putih mengendarai kuda melintas di atas jembatan itu, dan lain sebagainya.
Pulau Kembang terletak di tengah sungai Barito, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Pulau seluas 60 hektare ini berjarak sekitar 1,5 km kota Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan menggunakan perahu klotok sewaan dengan harga sekitar Rp 200.000 perjamnya atau bisa lebih murah jika pengunjung pandai menawar. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi sekitar 10 menit dari kota Banjarmasin. (sumb:wisata melayu)
Jembatan Barito yang saat ini merupakan jembatan terpanjang di tanah air karena melebihi seribu meter, juga objek wisata Kalsel.


2. BANJARMASIN JADIKAN PASAR TERAPUNG IKON KEPARIWISATAAN Banjarmasin,29/8 (ANTARA)- Pemerintah Kota Banjarmasin  menjadikan Pasar Terapung di Sungai Barito sebagai ikon kepariwisataan kota setempat mengingat objek tersebut cukup khas tak ditemui di daerah lain.
saksi   a2.jpg dermaga pasar terapung
b2.jpg a4.jpg pergi bersama-sama menuju pasar terapung
ridi.jpg wisatawan
 
Dengan dijadikan ikon kepariwisataan maka keberadaan pasar kedepannya lebih dibenahi, kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin, Hesly Junianto,SH kepada pers di Banjarmasin, Rabu.      Ketika ditanya di sela-sela acara penyuluhan industri kepariwisataan bagi usaha salon kecantikan, Hesly junianto menyatakan pembenahan kedepan adalah Pemko  Banjarmasin akan menyediakan sarana angkutan sungai ke objek wisata melalui pusat Kota Banjarmasin menuju ke pasar terapung.      Angkutan sungai dimaksud adalah kapal wisata khusus yang sekarang lagi dilesaikan sebanyak dua buah menggunakan kontruksi kayu ulin (kayu besi).      Pembuatan kapal wisata tersebut  di lokasi pembuatan kapal kayu ulin di kawasan Pedalaman Sungai Barito, tepatnya di Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah.      “Kita berhadap dua kapal wisata yang disedemikian rupa bagi wisatawan itu, September 2007 sudah selesai dan bisa dipergunakan bagi wisatawan,” kata Hesly Juniato,      Sementara kapal wisata lainnya bantuan Menteri Koperasi senilai Rp300 juta juga sedang diproses  penyelasaiannya di industri pembuatan kapal kayu ulin, Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).      Bila kapal wisata buatan Pemko Banjarmasin dan kapal bantuan Menteri Koperasi tersebut selesai, maka keberadaan pasar terapung kian marak.      Bahkan dalam upaya menyemarakkan keberadaan pasar terapung itu, Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin merencanakan  menggelar festival perahu hias se Asia Tengga (Asean) pada tahun 2008 mendatahg, tambah Hesly Junianto.      Dipilihnya Pasar terapung yang terletak pesisir Desa Kuin Banjarmasin ditepian Sungai Barito tersebut lantaran objek itu sudah begitu dikenal luas baik oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.      Bahkan penayangan secara visual aktivitas Pasar terapung ini telah dijadikan ikon tayangan sebuah televisi swasta di Jakarta, RCTI Oke, tambah mantan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota (Bapedalko) Banjarmasin tersebut.      Kelebihan Pasar terapung ini, adalah terwujud berdasarkan kebutuan masyarakat yakni menyediakan dagangan hasil pertanian dan sumberdaya alam lainnya.      Sementara pasar terapung yang menjadi objek wisata di Hongkong, Singapura, Bangkok, atau Venesia Italia diciptakan khusus untuk wisatawan maka barang yang dijual kebanyakan cenderamata.

PASAR TERAPUNG
Pasar Terapung Muara Kuin merupakan salah satu bentuk pola interaksi  jual-beli masyarakat yang hidup di atas air. Para pedagang dan pembeli malakukan  aktivitas jual-beli di atas Jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini dimulai setelah shalat Subuh dan akan berakhir ketika matahari  telah beranjak naik atau sekitar jam 09:00 Wita. Apabila lewat dari jam tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa pasar  bakal sepi, karena para pedagang akan berpencar, menyusuri sungai-sungai kecil,  untuk menjual barang dagangnya ke penduduk yang rumahnya berada  di bantaran sungai.
Pasar terapung ini sudah ada lebih dari 400 tahun lalu, dan merupakan  sebuah bukti aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air. Seperti halnya pasar-pasar yang ada di daratan, di atas pasar terapung ini  juga dilakukan jual beli barang seperti sayur-mayur,  buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Pembelian dari tangan pertama disebut dukuh, sedangkan tangan kedua  yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.  Di pasar ini, pengunjung dapat menyaksikan transaksi jual-beli yang dilakukan  secara tradisional, yaitu dengan cara barter antar para pedagang berperahu,  yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Namun sayang, kondisi aktraktif aktivitas jual-beli di atas perahu tersebut  semakin lama semakin pudar pamornya, baik karena jumlah jumlah pedagang yang semakin  sedikit, sikap penjual yang tidak lagi cukup bersahabat, ataupun kurangnya  dukungan dari pemerintah kota Banjarmasin. Kebijakan pemerintah membangun pasar  di darat dekat dengan Pasar Terapung Kuin dan pembangunan ratusan jembatan  rendah yang menghalangi akses lalu lintas sungai, baik langsung atau tidak,  merupakan salah satu penyebab semakin memudarnya aktivitas jual-beli di  floating market ini.
Mengunjungi Pasar Terapung Muara Kuin akan memberikan kenangan tak  terlupakan tentang bagaimana masyarakat yang hidup di atas air memenuhi  kebutuhan hidupnya. Selain itu, pengunjung juga akan mengetahui pola transaksi  jual-beli yang telah berumur lebih dari 400 tahun. Oleh karena pasar ini telah  menjadi saksi bisu perjalanan aktivitas ekonomi masyarakat Kalimantan Selatan, muncul pameo belum ke Banjarmasin jika belum mengunjungi Floating Market Muara Kuin.
Suasana berdesak-desakan antara perahu besar di pasar  terapung ini cukup unik dan khas. Para pengemudi jukung dengan mahirnya mengayuh dan mengejar pembeli atau penjual yang berseliweran  kian kemari dan perahu mereka kerap oleng dimainkan gelombang Sungai Barito.  Bagi wisatawan yang datang dari kota-kota besar, akan merasakan sensasi  tersendiri ketika mengamati pedagang wanita dengan topi lebarnya berperahu  menjual hasil kebun atau makanan olahannya sendiri.
Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada  pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung,  pembagian pedagang berdasarkan barang dagangan, dan tempat berjualan yang  selalu berpindah-pindah.
Bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai, bisa menikmati secangkir teh  atau kopi, plus makanan/kue khas Banjar, sembari menikmati goyangan ombak yang  menerpa klotok yang ditumpangi. Pengunjung juga dapat menyaksikan rumah-rumah terapung (Rumah Lanting) yang berada di  sepanjang pinggiran sungai.
Pasar Terapung Muara Kuin terletak di aliran sungai Barito, tepatnya di muara Sungai Kuin, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Bajarmasin,  Kalimantan Selatan.
Jika  berangkat dari pusat kota Banjarmasin dengan menggunakan perahu mesin  atau yang biasa disebut klotok, diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk  menuju pasar yang berada di aliran Sungai Barito tersebut. Jika ingin lebih  cepat sampai, pengunjung dapat menggunakan angkutan darat dengan menempuh rute Kota Banjarmasin-desa  Alalak. Dari desa Alalak menuju lokasi Pasar Terapung yang jaraknya tidak  begitu jauh pengunjung bisa mencarter klotok dengan harga Rp 70 ribu  (tergantung bisa tidaknya pencarter malakukan tawar menawar). Dengan menyewa klotok,  pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan aktivitas di floating market tetapi  juga bakal diajak berwisata ke Pulau Kembang (sumb.wisata melayu)
intan.jpgdulang.jpga2.jpgintan.jpglokasi pendulangan intan di Desa Cempaka, Martapura banyak dikunjungi wisatawan ke Kalsel.
batu.jpgtransasksi batu akik sering pula menghiasi lokasi pendulangan intan

Kawasan pendulangan intan tradisional berada di Kecamatan Cempaka. Bagi penduduk Desa Cempaka, mendulang Intan merupakan mata pencaharian turuntemurun. Para pendulang biasanya berkelompok – kelompok menggali lobang padakedalaman sekitar 10 meter dengan menggunakan perkakas tradisional dan metodelama. Mereka bekerja keras mengadu nasib.
Bahan galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir intan terkadang pedulangan menemukan pula batu akik dan pasir emas.Cempaka adalah kawasan penambangan intan dan emas yang terletak tidak jauh dari Banjarmasin. Di tempat ini pengunjung dapat melihat langsung bagaimana para pekerja atau pendulang  mencari intan atau emas di lubang-lubang penggalian yang penuh lumpur.
Dari catatan sejarah di tambang ini pernah ditemukan intan terbesar seberat20 karat pada tahun 1846, rekor ini kemudian dipecahkan pada tahun 1850 denganditemukannya intan yang lebih besar seberat 167,5 kara yang disebut intan Trisakti yang hingga karang tidak tahu rimbanya lagi,  baru  ditemukan lagi intan Putri Malu Januari 2008  sebesar 200 karat.
kapal2.jpg kapal wisata yang ada di banjarmasin
Kota Banjarmasin yang terkenal dengan sebutan sebagai Kota 1000 Sungai telah memiliki wahana wisata baru yakni Kapal Wisata.Siapa saja yang ingin menyusuri sungai-sungai di Banjarmasin dapat memanfaatkan kapal tersebut.Sejumlah objek seperti Masjid Raya Sabilal Muhtadin, gubernuran, balaikota, Metro Hi Tech Mall, Mitra Plaza, Swissbell Hotel Borneo (bintang 4), Hotel Victoria (bintang 3), Hotel Rodhita (bintang 2), rumah penduduk bahkan Pasar Terapung pun dapat disaksikan melalui kapal wisata. Guna mendukung kenyamanan wisatawan, kapal itu juga dilengkapi beberapa fasilitas seperti 25 kursi, televisi, karaoke, toilet, suguhan kesenian tradisional khas Banjar serta masakan khas Banjar.Diharapkan dengan adanya kapal wisata ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di ibukota Kalimantan Selatan tersebut.

3. KERBAU RAWA JADI OBYEK AGROWISATA DI KALSEL
Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin, 18/4 (ANTARA)- Sekelompok pemuda bersorak sorai di hamparan ribuan hektare rawa monoton, Desa Bararawa, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Seorang pemuda bertindak sebagai joki, menunggang seekor kerbau besar di hamparan lahan berrawa-rawa tersebut, sementara yang lain juga melakukan hal serupa seraya memacu sekencangnya lari kerbau yang ditunggangnya saat perlombaan kerbau di lokasi desa sentra peternakan kerbau rawa tersebut.
Perlombaan kerbau rawa itu persis seperti perlombaan atau atraksi karapan sapi di Madura, tetapi lomba karapan sapi di lahan kering atau lapangan luas sementara lomba kerbau rawa di hamparan berair yang penuh dengan tanaman rawa.
Dalam lomba yang seringpula didatangi ribuan penonton tersebut tampaknya sebagai arena kompetisi antar desa di wilayah penghasil daging ternak terbesar Kalsel itu.
Tak jarang dalam kegiatan lomba yang merupakan hiburan segar bagi masyarakat yang bermata pencariannya bertani, menangkap ikan, dan beternak itu dihadiri pejabat bukan sebatas camat, dan bupati, tetapi seringpula dihadiri gubernur Kalsel.
“Lomba kerbau rawa merupakan objek wisata tahunan Kalsel yang terus dipopulerkan guna mendukung kunjungan wisata ke daerah ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel, Bihman Muliansyah.
Lomba kerbau rawa tersebut, biasanya diselanggarakan pada setiap perayaan hari kemerdekaan RI, di lokasi yang sudah disediakan di kawasan tersebut, sehingga bagi turis mudah melihat atraksi lomba kerbau rawa itu.
Tetapi, bukan hanya atraksi lomba kerbau rawa yang menjadi daya pikat wisatawan khususnya wisatawan mancanegara ke daerah itu, yang menarik mereka jusru menyaksikan usaha peternakan kerbau itu yang dinilai rada unik.
Oleh karena itu, seringkali paket wisata kunjungan wisatawan selama di Kalsel selalu dikaitkan dengan lokasi peternakan kerbau rawa ini, seperti rute pendulangan intan tradisional, pasar permata, lalu Museum Lambung Mangkurat, Pasar Terapung Banjarmasin, Pulau kaget (pulau dihuni bekantan/nasalis larvatus).
Setelah itu, wisatawan baru diajak ke lokasi kerbau rawa Danau Panggang yang lalu menuju ke Pegunungan Meratus menyaksikan komunitas suku Dayak Meratus, pulangnya berarung jeram menyusuri Sungai Amandit, dan terakhir kembali ke Banjarmasin.
Berdasarkan catatan, kerbau rawa (Bubalus carabanensis) yang pula disebut sebagai kerbau (hadangan) kalang, karena kehidupan kerbau-kerbau ini berada di atas kalang di atas rawa.
Kalang terbuat dari kayu-kayu besar yang disusun di tengah rawa untuk berteduhnya ternak besar ini, setelah berenang ke sana-kemari seharian di air dalam rawa untuk mencari makan.
Sebuah kalang yang dibangun para peternak masyarakat Danau Panggang ini bisanya mampu menampung antara puluhan hingga ratusan ekor kerbau.
Kerbau rawa merupakan aset asli atau plasma nutfah Kalsel, yang sudah beranak pinak atau berkembang biak di hamparan rawa seluas 2,6 juta hektare yang tersebar di lima kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Selatan (HSS), Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Tidak ada yang tahu persis asal usul kerbau rawa yang terbilang berbadan besar bila dibandingkan kerbau yang hidup di daratan ini, namun keberadaan kerbau itu sudah ada dari genereasi ke generasi.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Kalsel, Ir Maskamian Andjam kepada wartawan saat berada di kantor Gubernur Kalsel, Banjarmasin pada tahun 2000 lalu populasi hewan ini tercatat 11.605 ekor kemudian berkembang tahun 2004 lalu menjadi 38.488 ekor.
Populasi kerbau rawa terbanyak berada di Kecamatan Danau Panggang HSU yang meliputi tujuh desa sentra peternakan, yakni desa Palbatu, Bararawa, Sapala, Peminggir, Ambahai, Tapus Dalam, dan Desa Danau Cermin dengan total populasi di kawasan itu sekitar 8000 ekor.
Pada tahun 2002 dari 8000 ekor di tujuh desa  tersebut dimiliki oleh 215 orang peternak, dengan tingkat kepemilikan antara 50 hingga 100 ekor per orang dengan luas pengembalaan di kawasan rawa itu sekitar 61 ribu hektare dan 41 ribu diantara berupa rawa monoton berair dalam atau berupa danau.
Kerbau rawa biasanya hidup secara berkelompok, satu kelompok biasanya terdapat antara satu atau dua penggembala (peternak) yang tindak tanduk peternak tersebut sangat di patuhi kerbau-kerbau besar ini.
Jenis kerbau ini dengan spesifik tanduk yang melingkar panjang ke belakang, warna abu-abu coklat, dengan bentuk tubuh yang gempal, padat, dan berisi yang membuktikan bahwa kerbau rawa dengan mikroba rumen yang dimilikinya mampu mengubah makanan berkualitas rendah berupa rumput rawa menjadi daging.
Berat kerbau ini berumur satu tahun sudah 195-200 kilogram, panjang badan 95,4-97,6 CM, dan lingkar dada 135,7-138,4 CM.
Saat dewasa atau berusia tiga tahun kerbau itu memiliki 400-500 kilogram, dengan tinggi gumba 122,1-123,0 CM, panjang badan 128-138 CM, dan lingkar dada 174,6-177 CM.
Bahkan ada kerbau rawa besar yang disebut atau berstatus “majir” pernah mencapai berat badan 600 kilogram, kata Maskaiman Andjam.
Kerbau ini melahirkan anak setiap 400-500 hari (calving interval) dengan bobot lahir 28 kilogram. Kerbau rawa memasuki usia produktif saat berusia 15 tahun, dengan tingkat produksi susu cukup tinggi sehingga perkembangam anaknya begitu cepat.
Akhmad Arifin yang seorang pemandu wisata Kalsel menuturkan untuk memancing wisatawan datang ke peternakan kerbau rawa tersebut setiap pemandu harus bisa menceritakan keunikan kerbau tersebut.
Keunikan kerbau itu selain memang badannya besar, hidupnya berenang ke sana kemari di atas air rawa, hidup di atas kalangan jauh dari pemukiman penduduk, juga hanya ada di daerah rawa Kalsel dan sulit ditemui di daerah lain, biasanya setelah mendengar keunikan itu wisatawan khususnya yang memiliki perhatian terhadap binatang pasti minta di antarkan ke lokasi tersebut.
Di lokasi peternakan. para wisatawan biasanya serius menyaksikan sistem peternakan yang dinilai benar-benar alamiah tanpa sentuhan tekhnologi itu
“Wisatawan dengan menggunakan kamera biasanya membidik-bidik lokasi kalang sebagai tempat berteduh kerbau di malam hari, serta kelompok kerbau yang berenang di atas air  di kawasan tersebut.” kata Akhmad Arifin.
Akhmad Arifin sendiri berharap dalam pengembangan peternakan kerbau ini bukan semata menambah pupulasi ternak, tetapi bagaimana lokasi peternakan ini menjadi daya pikat wisatawan dengan mempertahankan lomba kerbau rawanya, ditambah akses ke lokasi itu yang dipermudah.
Bila semua itu lebih diperhatikan baik oleh Pemprop Kalsel maupun Pemkab HSU maka lokasi peternakan kerbau rawa kian dikenal sebagai objek agrowisata andalan Kalsel.

BALANGAN KAYA AKAN OBJEK PARIWISATA ALAM
Banjarmasin,26/1 (ANTARA)- Kabupaten baru di Propinsi Kalimantan selatan, Kabupaten Balangan mencoba membangun daerahnya melalui berbagai sektor dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
ba.jpg Baruh Bahinu Dalam salah satu objek wisata di Balangan
salah satu upaya itu adalah membangun citra kepariwisataan mengingat kawasan ini kaya dengan objek wisata alam, kata Bupati Balangan, Ir Sefek Effendi kepada ANTARA  saat berada di Banjarmasin, Jumat.
Sebagai kabupaten baru yang berpisah dengan kabupaten induk Hlu Sungai Utara (HSU) tak ada pilihan lain harus menyediaan objek wisata sendiri, agar daerah ini bisa dilihat sebagai wilayah yang maju di sektor tersebut.
Kawasan yang akan dikembangkan menjadi objek wisata selain ang sudah dikenal juga yang belum begitu  dikenal tetapi memiliki kekhasan dan prospektif dikembangkan dikemudian hari.
Objek wisata yang belum begitu dikenal adalah Hambal Lumut, sebuah kawasan lreng Pegunungan Meratus yang memiliki keindahan alam dan kekhasan kehidupan budaya masyarakat lokal yang kalau dipromosikan akan menarik minat kalangan wisatawan khususnya dari mancanegera.
Budaya-budaya masyarakat pedalamam Balangan yang dikenal dengan sebutan suku Dayak Hulu Banyu sering menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti upacara aruh ganal (selamatan besar) dimana atraksi yang bernilai magis itu dianggap unik dan menarik.
Budaya lain yang menarik perhatian wisatawan melalui seni dan budaya, dimana tarian-tarian Dayak sering dipertontonkan keika menjamu tetamu yang datang ke wilayah tersebut.
Objek wisata lain yang perlu dikembangkan seperti air terjun Manyandar, goa Berangin, serta Gunung Belawan di kecamatan Halong sekitar 30 kilometer dari ibukota kabupaten Balangan.
Selain itu ada ula objek wisata baruh Bahinu Dalam termasuk kecamatan Paringn atau sekitar 10 kilometer dari ibukota kabupaten, dan objek wisata ini mudah sekali dijanku karena jalan beraspal sampai ke kekawasan ini.
Kekhasan Baruh Bahinu Dalam disana terdapat danau yang tidak mengalir, dan kehidupan masyarakatnya. danau Baruh Bahinu Dalam mengandung banyak lagenda serta disana seringkali menjadi lokasi loba jukung (perahu) serta lokasi perkemahan.
Belum lagi di Kecamatan Awayan sekitar 15 kilometer dari ibukota kabupaten terdapat objek wisata Gunung Hantanung, yang didalamnya terdapat goa dengan sarang kelalawar.
Goa-goa di wilayah Balangan menurut, Sefek Effendi dikenal unik lantaran memiliki stalaktit dan stalakmit yang menyerupai binatang, peralatan rumah tangga, serta ada stalakmit yang menyerupai tubuh manusia sehingga dihubungkan-hubungkan dengan sejarah masa lalu di kaasan tersebut.
Objek sejarah Balangan juga menarik kalau diangkat kepermukaan kalau dikaitkan dengan pengembangan kepariwisataan, mengingat daerah Balangan termasuk basis perlawanan masyarakat Kalsel melawan penjajah Belanda pada masanya.
Salah satu objek sejarah yang menjadi bjek wisata adalah benteng Tundakan di Kecamatan Awayan yang konon di dalam benteng inilah pejuang Banjar, Tumenggung Jalil yang bergelar Adipati Anom Dinding Raja Tumenggum Macan Negara berlindung dari kejaran penjajah Belanda.
Objek sejarah lain adalah makam Datu Kandang Haji Desa eluk Bayur Kecamatan Juai, demikian Sefek Effendi yang dikenal sebagai mantan Kepala Dinas Kimpraswil Kalsel ini.
Pariwisata
Profil Objek Wisata Kalimantan Selatan
 
A. Kota Banjarmasin

Propinsi Kalimantan Selatan Ibukotanya Kota Banjarmasin dan wilayah ini banyak dilalui sungai besar dan sungai kecil (kanal). Banyak sekali kegiatan masyarakat yang dilakukan di sungai termasuk kegiatan perdagangan yang dikenal dengan pasar terapung. Penduduk kota Banjarmasin masih banyak yang tinggal di atas air. Rumah-rumah penduduk dibangun diatas tiang atau diatas rakit dipinggir sungai.
Budaya sungai terus berkembang, memberikan corak budaya tersendiri dan menarik. Salah satu kegiatan wisata paling menarik di kota Banjarmasin adalah berjalan-jalan menyusuri sungai dan kanal. Daerah pinggiran kota pemandangan alam sungainya masih asli dan wisatawan dapat menyusuri sepanjang sungai Martapura dan sungai Barito dengan menggunakan perahu Klotok dan Speedboat. Pusat Kota Banjarmasin terletak di sepanjang jalan Pasar Baru, sementara kawasan perkantoran khususnya Bank terdapat di jalan Lambung Mangkurat. Sungai Barito berada di sebelah Baratnya dari pusat kota.
Sebagian besar kegiatan masyarakat di Banjarmasin terjadi sungai atau disekitar sungai. Oleh karena itu sangatlah menarik menyaksikan kehidupan Kota dari tengah sungai. Wisatawan dapat menyewakan perahu motor yang mangkal di tepi sungai dengan tarif sekitar Rp. 75.000 per jam guna memulai perjalanan menyusuri sungai melewati sejumlah lokasi penarikan dengan waktu tempuh dua hingga tiga jam.
Perjalanan di mulai dengan melewati Mesjid Raya Sabilal Muhtadin menuju kepasar kuin dimana air sungai Kuin mengalir menuju sungai Barito. Wisatawan dapat juga singgah di Pulau Kembang dan kemudian melanjutkan perjalanan melalui penggergajian kayu di sungai Alalak dan kembali ke Pusat Kota melalui Sungai Andai.
Pasar Terapung adalah pasar tradisional yang sudah ada sejak dulu dan merupakan refleksi budaya sungai orang Banjar. Pasar yang khas lagi unik ini tempat melakukan transaksi di atas air dengan menggunakan perahu besar maupun kecil yang berdatangan dari berbagai pelosok. Pasar Terapung hanya berlangsung pada pagi hari sekitar jam 05.00 hingga 09.00 setiap hari. Dan dengan perahu Klotok dari Kota Banjarmasin dapat dicapai sekitar 30 menit.
Wisatawan harus datang pagi-pagi untuk dapat melihat kesibukan Pasar Terapung ini. Salah satu Pasar Terapung di Banjarmasin adalah Pasar Kuin yang terletak di persimpangan antara Sungai Kuin dan Sungai Barito.
Sejak dahulu Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan terkenal dengan hasil kayu dan rotan. Pada masa lalu kayu yang ditebang langsung dikirim keluar Kalimantan, tetapi saat ini sebelum dikirim keluar daerah terlebih dahulu diolah menjadi bahan setengah jadi, demikian juga untuk industri rotan.
Sasirangan adalah batik khas Kalimantan Selatan yang pada jaman dahulu digunakan untuk mengusir roh jahat dan hanya dipakai oleh kalangan orang-orang terdahulu seperti keturunan raja dan bangsawan. Proses pembuatan masih dikerjakan secara tradisional. Lokasi penjualannya di kecamatan Banjar Timur, 20 menit dari pusat Kota Banjarmasin.
Salah satu Landmark Kota Banjarmaisn adalah Masjid Raya Sabilal Muhtadin yang berada dijalan Jendral Sudirman. Mesjid Raya Sabilal Muhtadin berdiri megah dijantung kota Banjarmasin menghadap Sungai Martapura. Bangunan Masjid arsitektur modern dengan di kelilingi lima menara yang menjulang tinggi serta taman masjid yang luas dan indah. Masjid Raya Sabilal Muhtadin berlantai dua mempunyai kapasitas tempat sholat untuk 15.000 jemaah dan merupakan masjid kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan dan pusat pengkajian agama Islam.

B. Kota Banjarbaru

Kota yang terletak di sebelah Tenggara Kota banjarmasin ini memiliki sebuah Museum yang berisi benda-benda peninggalanSuku Banjar dan Dayak. Patung-patung yang berasal dari Candi Hindu yang ada di Kalimantan juga terdapat di Museum Lambung Mangkurat ini. Juga terdapat meriam, pedang dan benda-benda lain sisa-sisa perang melawan Belanda. Koleksi Museum Lambung Mangkurat lainnya adalah peralatan Sunat Tradisional Banjar seperti Pisau dan Daun yang digunakan sebagai Antibiotic.
Museum Lambung Mangkurat terletak di Kota Banjarbaru sekitar 35 km dari Kota Banjarmasin, menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya serta gambaran dari pada wajah Kalimantan Selatan dalam berbagai aspek kehidupan alam dan potensial alamnya.
Koleksi paling menarik dari Museum Lambung Mangkurat ini adalah benda-benda hasil penggalian dari Candi-Candi Hindu seperti Candi Laras di Rantau dan Candi Agung di Amuntai. Di Kalimantan Timur antara lain Patung Sapi Nandi dan Symbol Alat Kelamin Dewa Syiwa yang disebut Lingang. Sisa-sisa Candi Laras terdapat di Desa Margasari, di dekat Kota Rantau, sedangkan sisa-sisa Candi Agung terdapat di Kota Amuntai yang berjarak 150 km dari Banjarmasin.
Barang koleksi Museum terdiri dari peninggalan Sultan Banjar, benda purbakala dari Candi Agung dan Candi Laras, Perkakas dari Batu, Ukiran Kayu Ulin, Perkakas Pertanian dan Perabot Rumah Tangga, Alat Musik Tradisional dan sebagainya.
Bangunan Museum ini perpaduan bentuk rumah tradisional yang bergaya modern diresmikan pada tahun 1979.
Pendulangan
Kawasan Pendulangan Intan Tradisional berada di Kecamatan Cempaka. Bagi penduduk Desa Cempaka, mendulang intan merupakan mata pencaharian turun temurun. Para pendulang biasanya berkelompok-kelompok mengali lobang pada kedalam sekitar 10-12 meter dengan menggunakan perkakas tradisional dan metode lama. Mereka bekerja keras mengadu nasib. Bahan galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir Intan, terkadang pendulang menemukan pula Batu Akik dan Pasir Emas.
Cempaka adalah kawasan penambangan intan dan emas yang terletak 47 km dari Kota Banjarmasin dan 7 km dari Kota Banjarbaru. Di tempat ini pengunjung dapat melihat langsung bagaimana para pekerja mencari Intan atau Emas di lobang-lobang penuh galian dan penuh lumpur. Dari catatan sejarah di tambang ini pernah ditemukan intan terbesar seberat 20 karat pada tahun 1846, rekor ini kemudian dipecahkan pada tahun 1850 dengan ditemukannya intan yang lebih besar lagi seberat 167,5 karat.

C. Kabupaten Banjar

Daya tarik Kota yang terletak di dekat Kota Banjarbaru ini adalah suasana pasar tradisional yang hanya digelar setiap hari Jumat. Pasar ini ramai dikunjungi para wanita Banjar dengan pakaian tradisional mereka yang berwarna-warni. Di lokasi pasar ini terdapat sebuah bangunan pasar berbentuk tradisional Banjar dengan atapnya yang berwarna biru.
Di pasar yang luas ini, wanita Banjar menjual aneka barang termasuk berbagai jenis makanan. Jika anda penggemar batu permata, pasar ini adalah tempatnya. Pedagang batu permata menyediakan berbagai macam bentuk batu seperti intan dan batu permata lainnya, baik yang sudah di asah ataupun yang masih kasar. Berbagai bentuk manik-manik juga tersedia dan juga perhiasan perak. Anda juga dapat mengunjungi penggosokan intan Kayu Tangi di Jalan Sukaramai, yang berada di belakang pasar ini.
Di jantung Kota Martapura banyak ditemukan rumah-rumah tempat penggosokan intan baik secara tradisional maupun modern yang terkenal adalah penggosokan Intan Tradisional Kayu Tangi Martapura. Di sini intan dan batu-batuan di bawa dan di gosok secara tradisional dengan berbagai macam bentuk.
Selain terdapat penggosokan Batu Aji, tidak kalah menariknya adalah kerajinan Manik-manik atau hiasan Arguci yang dikerjakan secara unik dan berkelompok-kelompok oleh para pengrajin di Desa Melayu, Kecamatan Martapura. Pemasarannya sampai ke Negara Malaysia dan Brunai Darussalam.
Danau Riam Kanan merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Sultan Adam yang berlokasi di Desa Aranio, Kecamatan Aranio. Berjarak sekitar 65 km dari Kota Banjarmasin. Pegunungan Meratus yang indah dan hijau mengelilingi Danau Riam Kanan yang luasnya 8000 hektar. Pulau Pinus yang terletak di tengah danau merupakan tempat-tempat ideal untuk berekreasi keluarga sambil menikmati kedamaian alam. Air danau yang jernih dan tenang sangatlah ideal pula untuk bertamasya air, berenang, maupun memancing.
Tidak jauh dari Kota Martapura terdapat obyek wisata budaya yaitu Desa Kelampayan Kecamatan Astambul, sebuah Makam Ulama besar yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, penyebar agama Islam di Kalimantan, makam ini banyak dikunjungi peziarah yang datang dari Malaysia dan Brunai Darussalam.
Pasar Terapung Lok Baintan berada di Sungai Martapura. Kegiatannya hampir sama dengan Pasar Terapung yang ada di tepi Sungai Barito dan yang membedakannya hanya para pedagang menggunakan topi yang disebut Tanggui.
Taman Hutan Pinus letaknya sekitar sekitar 35 km dari Kota Banjarmasin. Rekreasi di bawah Hutan Pinus yang rindang, sehingga sangat baik duduk di bawah pohon sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan. Taman Hutan Pinus merupakan penghijauan kota dan kebun pembinaan. Taman Hutan Raya Sultan Adam terletak di Desa Mandiangin Kecamatan Karang Intan, sekitar 55 km dari Kota Banjarmasin yang mempunyai luas 106.400 ha. Selain itu terdapat dua peninggalan jaman Belanda yang terletak 2 km dari Tahura. Di sana ada Gajah Kampung, Rusa dan Buaya yang dilindungi. Pengunjung datang setiap hari libur untuk menikmati alam yang indah dan sejuk, juga sebagai tempat penelitian dan perkemahan bagi pelajar dan mahasiswa.

D. Kabupaten Tapin
 
1. Goa Batu Hapu
Goa Batu Hapu yang terletak di Desa Batu Hapu Kecamatan Hatungun merupakan goa yang mempunyai panorama luar biasa yang mempunyai stalagnit dan stalagmit menghiasi dalam goa yang dapat menggugah kebesaran Allah SWT dalam ciptaanNya sebagai pelajaran pengetahuan alam, goa ini telah mendapatkan sentuhan perbaikan dan penataan, Pemerintah Daerah sehubungan kerusakan yang diakibatkan keserakahan oknum manusia yang hanya mengejar keuntungan ekonomi sesaat tanpamensyukuri nikmat lainnya yang disediakan oleh alam. Goa Batu Hapu letaknya dari pasar Binuang masuk sejauh 16 km dengan jalan yang sudah cukup baik, ditempuh dengan jalan santai sambil menikmati pemandangan kehidupan pedesaan dan nuansa alam pegunungan selama 30 menit, goa ini terletak dipegunungan sehingga yang mempunyai hobi tantangan panjat tebing disinilah nyalinya diuji, tetapi resiko ditanggung sendiri karena belum di asuransikan, masyarakat disekitar goa siap bermitra dengan waisatawan yang berkeinginan bermalam sambil menikmati makanan dan kehidupan masyarakat pedesaan. Event hiburan diadakan pada saat liburan dan hari-hari besar yaitu pada hari Raya Idul Fitri ke 2, Tahun Baru dan Liburan sekolah.

2. Makam Datu-datu atau Ulama Makam Datu Sanggul

Makam Datu atau Ulama telah di renovasi dan mendapatkan penambahan fasilitas sebagai upaya memfasilitasi peziarah yang merupakan salah satu budaya masyarakat yang bernuansa keagamaan, yang merupakan kekuatan pengembangan obyek wisata kabupaten Tapin sebagai wisata relegius. Pengembangan wisata ini sebagai upaya mengenal dan mengenang kembali sejarah, karena sebagai bangsa yang ingin maju tidak boleh melupakan sejarah perjuangan pendahulu kita, khususnya para Datu atau Ulama yang telah berjuang menyebarkan pengetahuan keagamaan dan kehidupan. Makam sebagai tujuan wisata ziarah antara lain makam Datu Nuraya yang merupakan makam panjang bahkan mungkin makam terpanjang di dunia (± 60 meter) dan haulannya (peringatan tahunan) adalah pada tanggal 14 Dzulhijjah. Makam ini terletak di Kecamatan Tapin Selatan. Selanjutnya adalah ziarah ke makam Datu Sanggul terletak di Desa Tatakan Kabupaten Tapin, haulannya setiap tanggal 21 Dzulhijjah, dari lokasi yang berdekatan perjalanan ziarah dilanjutkan ke makam Datu Suban yang dikenal sebagai guru Datu Sanggul haulannya setiap bulan Syawal setiap tahun, kemudian perjalanan diteruskan ke makam Syech Salman Alfarizi yang dikenal sebagai tokoh pendidikan juga ahli dalam bidang pertanian dari desa Gadung Kecamatan Bakarangan (± dari makam Datu Suban jaraknya 14 km) event haulannya setiap tanggal 9 Dzulhijjah.

E. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Kandangan merupakan kota transit bagi kendaraan Kota Banjarmasin yang akan menuju ke Kota Nagara atau sebaliknya. Kota kecil ini memiliki terminal yang cukup sibuk dan sebuah bangunan pasar tua dengan bentuk arsitektur yang mengesankan peninggalan era kolonial. Jika anda singgah di kota ini, cobalah makanan khas Kabupaten Kandangan yang lezat yaitu Ketupat yang dimakan dengan Gulai Ikan Haruan.
Nagara merupakan kota kecil yang ditempati Sungai Nagara (cabang Sungai Barito) dan sering meluap. Karena itu, rumah penduduk di tenpat ini umumnya adalah rumah yang dibangun di atas tiang-tiang tinggi. Pada saat musim hujan, hampir seluruh bagian kota tertutupair kecuali jalan yang sengaja dibuat tinggi, namun pada puncak musim hujan, permukaan jalan juga tertutup air sehingga Nagara berubah menjadi semacam “Kota Air”.
Menurut catatan sejarah, Nagara yang terletak tidak jauh dari kota Kandangan, merupakan ibukota dari kerajaan pertama di Kalimantan Selatan bernama Nagara Dipa sebelum dipindahkan oleh Pangeran Samudera ke Bandarmasih yang kemudian berkembang menjadi Kota Banjarmasin saat ini. Nagara juga menjadi pusat kerajinan senjata tajam seperti pedang, golok dan keris. Para pengrajin ditempat ini mampu menghasilkan berbagai jenis senjata tajam seperti Mandau dengan bentuk yang indah dilengkapi dengan sarungnya.
Mandau adalah pedang tradisional suku Dayak yang dibuat di Desa Hadirau dan Tumbukan Banyu. Pembuatannya memnggunakan peralatan sederhana dan diselesaikan sekelompok pengrajin dan Mandau hanya di buat untuk hiasan. Tapi adapula Mandau yang khas dibuat sendiri oleh ahlinya dan pedang ini dipercayai memiliki kekuatan magis yang diisi melalui upacara ritual.
Pembuatan gerabah terletak di Desa Bayanan tidak jauh dari Pasar Nagara, pengunjung bisa menyaksikan setiap tahapan pembuatan dengan peralatan sederhana atau bahkan pengunjung bisa memcoba ikut untuk pembuatannya. Pengrajin biasanya membuat bermacam-macam bentuk Tembikar dan yang terkenal adalah Dapur Nagara atau Anglo.
Gunung Kentawan lebih dikenal sebagai lambang sari kawasan Loksado karena letaknya strategis dan dapat dilihat dari berbagai penjuru. Gunung ini adalah kawasan hutaqn lindung berupa gunung batu yang ditumbuhi pepohonan disekelilingnya, letak kawasan ini sekitar 28 Km dari kota Kandangan, dan untuk mencapainyahanya jalan kaki lewat Desa Lumpangi, muara Hanip atau Datar Belimbing (Hulu Banyu). Dengan memiliki luas sekitar 245 ha, didalamnya terdapat aneka jenis flora termasuk anggrek Hutan dan fauna yang dilindungi seperti Bekantan, Owa-Owa, Raja Udang (Halcyon SP)dll.
Air Panas Tanuhi merupakan obyek wisata yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi, disamping pemandangan yang indah juga tersedia beberapa fasilitas seperti : Cottag Type A dan B, Gazebo, Aula untuk pertemuaan, Kolam Renang, Kolam Berendam, Kolam Air Panas dari Panas Alam, Cafetaria, Lapangan Tenis dan Tempat Bermain Anak. Akses jalan menuju tempat lokasi sangat mudah dari Ibukota Propinsi Banjarmasin 168 km bisa ditempuh dengan roda 4 selama 4 jam.
Balai Adat Malaris adalah yang paling besar diantara bali yang lain dikawasan Loksado, berbeda dengan balia adat lainnya, balai ini masih dihuni dimana ada 40 keluarga besar. Berjarak 2,5 km dari Loksado. Tidak jauh dari Balai Malaris terdapat sebuah bendungan pembangkit tenaga listrik dan sebuah riam untuk bemandi ria, yaitu Riam Berajang dan Riam Anai.
Kawasan Loksado memiliki hutan primer banyak ditumbuhi pepohonan dan kayu-kayuan yang beraneka ragam. Jenis pohon yang tumbuh diwilayah ini adalah seperti: Meranti, Sungkai, Ulin, Karet, Kayu Manis, dan jenis pohon buah-buahan serta aneka jenis bunga Anggrek. Didalam hutan juga hidup berbagai satwa, seperti: Kijang, Kancil, Macam, Beruang, aneka jenis kera termasuk Bekantan, Satwa Melata dan jenis burung, seperti: Raja Udang, Enggang, Ayam, Hutan dll. Begitu pula dengan Kupu-Kupu dengan aneka warna yang menawan.
loksado arung jeram di kawasan Loksado (Mb)
Arung Jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit adalah puncak dari kegiatan perjalanan setelah beberapa hari. Kegiatan inilah yang paling banyak disukai oleh banyak wisatawan dan yang palinng mengesankan. Ada beberapa lokasi yang bagus untuk memulai perjalanan dengan tingkat kesulitan dan waktu tempuh yang bervariasi tergantung dari keinginan wisatawan itu sendiri.
Air terjun Haratai terletak di desa lebih kurang 15 menit perjalanan dari Balai Haratai, dapat ditempuh dengan memasuki hutan bambu dan perkebuna karet atau kayu manis. Air terjun tersebut bertingkat tiga dengan ketinggian masing-masing 13 meter. Pengunjung dapat bermandi ria pada telaga, tetapi dibagian bawah air terjunnya, atau hanya duduk-dudk diatas bebatuan besar. Tersedia juga tempat ganti pakaian dan shel teruntuk beristirahat.
Air Terjun Riam Anai ± 2 km dari desa Malaris Kecamatan Loksado merupakan air terjun yang sangat deras dengan ketinggian 4 meter.
Air Terjun Kilat Api terletak di deas Tanuhi 4 km dari penginapan/cottage Tanuhi. Bisa ditempuh dengan kendaraan roda 4 atau roda 2.

F. Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Mesjid Al-A’la di desa Jatuh, Kecamatan Pandawan merupakan mesjid tertua di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Masjid ini merupakan cikal bakal berkibarnya bendera dakwah syiar agama Islam. Masih di Kecamatan ini terdapat pula masjid tua yang disebut Masjid Keramat dan keunggulan dari tempat ibadah ini konon memberikan rasa khusyu.
Wisata religius lainnya yang dapat dilakukan adalah mengunjungi Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih yang mendidik ribuan calon ulama muda dan pemimpin umat masa depan. Mengunjungi makam keramat Wali Katum juga menarik karena selalu mendapat kunjungan ziarah dari masyarakat Kalimantan Selatan dan juga wisatawan.
Untuk kegiatan wisata alam ada obyek wisata air panas di kaki bukit yang hijau dimana terdapat sumber air panas yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Di sini terdapat pula kolam okan dan kolam pancing yang selalu ramai di kunjungi masyarakat setempat.
Obyek wisata Pagat Batu Benawa memiliki panorama alam yang indah. Alamnya yang indah, air yang jernih, dan alamnya yang damai membuat lokasi wisata ini banyak dikunjungi wisatawan. Lok Laga Ria adalah obyek yang berada di Kecamatan Haruyan dikelilingi hutan. Sungainya banyak memiliki jeram.
Kawasan wisata Nateh di Kecamatan Batang Alai Timur, sekitar 15 km dari Kota Barabai memiliki panorama alam yang indah. Di sini bertebaran bukit-bukit batu raksasa yang kaya dengan pesona goa dan sungai berair jernih.
Goa Liang Hadangan memiliki stalagnit dan stalagmit dengan panorama alam yang sangat mengesankan dan lokasinya sekitar 10 km dari Kota Barabai yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Gunung Batu Benawa merupakan lokasi perkemahan yang digemari para pecinta alam, letaknya sekitar 9 km dari Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

G. Kabupaten Hulu Sungai Utara

Kota Amuntai, Ibukotanya Kabupaten Hulu Sungai Utara diapit dua sungai yaitu sungai Tabalong dan Balangan. Untuk wisata kota, wisatawan dapat mengunjungi Masjid Raya Amuntai, Pantai Amuntai atau melongok Taman Kota Junjung Buih, berkunjung ke Monumen Perjuangan/melihat Monumen Itik Alabio yang menghiasi kota.
Obyek wisata di daerah ini adalah Situs Candi Agung, peninggalan dari kerajaan Negara Dipa yang dibangun oleh Empu Jatmika pada abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan inilah akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Kota Banjarmasin.
Menyaksikan lomba renang unik yaitu lomba renang Kerbau Rawa yang menjadi atraksi yang menarik. Kerbau Rawa atau biasa disebut Kebau Kalang yang hidupnya lebuh banyak di air. Untuk menarik kunjungan wisatawan maka dilakukan terobosan dengan membuat lomba renang kerbau rawa.
Masjid Jami Sungai Banar merupakan masjid tertua di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dibangun tahun 1218 H. selain tempat ibadah juga pernah dipergunakan para pejuang kemerdekaan RI untuk menyusun strategi melawan penjajah Belanda, masjid ini sudah masuk dalam daftar cagarbudaya dan banyak di kunjungi orang untuk berziarah.

H. Kabupaten Tabalong

Obyek wisata dalam Kinarum Indah sangat menarik karena riak dan hempasan air yang mengalir di sela-sela batu hampar yang luas. Batu ini mempunyai legenda tersendiri sesuai dengan beda warnanya.
Dari alkisah masyarakat, batu tersebut jatuh ketika sedang di bawa oleh seorang sakti yang bermaksud membendung Sungai Jaing guna mencari sang Putri. Hingga sekarang lokasi Kinarum Indah sering dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat meminta hajat/doa keselamatan sesuai dengan adat budaya masyarakat Dayak setempat. Lokasi obyek wisata ini terletak di Desa Kinarum dan ditempuh dalam jarak 45 km dari ibukota Kabupaten dan 6 km dari ibukota Kecamatan Upau.
Topografi wilayah di kawasan ini berbukit dan bergunung dengan panorama alamnya yang cukup indah dikelilingi hutan yang lebat. Jarak tempuh obyek wisata ini dari ibukota Propinsi 330 km dan dari ibukota Kabupaten 85 km, dengan jalan aspal hotmix berada pada sisi lintas jurusan Kota Banjarmasin dan Kota 
Balikpapan.

I. Kabupaten Tanah Laut

Pantai Takisung
       Pantai Takisung terletak di Kecamatan Takisung  yaitu sebelah barat wilayah Kabupaten Tanah Laut. Berjarak kurang lebih 22 km dari kota Pelaihari atau kurang lebih 87 km dari ibu kota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin. Meskipun Pantai Takisung merupakan Laut Jawa, namun ombaknya tidak besar seperti halnya pantai selatan pulau Jawa. Sehingga aman untuk wisata maupun menjadi pemukiman. Sebagai objek wisata, Pantai Takisung bisa digolongkan obyek wisata pantai yang mempesona dengan pemandangan pantai  yang dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa dengan pasirnya yang coklat seperti air lautnya (untuk identifikasi airnya, yaitu dari hasil observasi didapatkan pH airnya 9 yang tergolong basa dengan suhu 250C dan kecepatan aliran airnya sebesar 1927 rpm, sedangkan tingkat kecerahan airnya sebesar 32 cm), ditemanin banyak pasar-pasar yang menjual jajanan khas pantai, mulai dari ikan asin, hiasan kerang, udang, ikan, sampai terumbu karang langsung dari nelayan. Ditambah lagi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut yang terus mempoles objek wisata ini melalui pembangunan sejumlah fasilitas umum yang tak dimiliki objek wisata pantai lainnya. Diantaranya, selter, panggung permanen, rumah makan, dan penginapan. Wisata Indonesia Surga Dunia sumber
Pantai Swarangan
     Pantai Swarangan terletak di Desa Swarangan, Kecamatan Jorong. Aksesibilitas ke obyek tersebut dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan jarak tempuh ± 52 km dari ibukota Kabupayen Tanah Laut ( Pelaihari).
2. Pantai Batu Lima
     Pantai Batu Lima terletak di Desa Kuala Tambangan Kecamatan Takisung, dari ibukota Kabupaten Tanah Laut (Pelaihari) berjarak ± 35 km. sarana yang tersedia di objek ini seperti : Play Ground, Shelter dan Cottage yang berjumlah 18 buah.
3. Bukit Khayangan
    Bukit Khayangan memiliki pesona yang memukau dengan pemandangan perbukitan dan hamparan perkebunan Kelapa Sawit. Aksesibilitas darat dapat ditempuh ± 55 km dari Kota Banjarmasin tepatnya sebelum kita menuju/memasuki Kota Pelaihari tentunya melewati objek wisata tersebut. Sarana yang tersedia saat ini berupa tempat ibadah (Mushola), dan jenis wisata yang bisa dikembangkan berupa wisata MICE (Wisata Meeting and Conference).

J. Kabupaten Tanah Bumbu

Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai Pantai yang cukup panjang sekitar 200 km, dengan panorama yang indah. Masyarakat yang datang ke Kabupaten Tanah Bumbu setelah melewati Kecamatan Sungai Loban menuju Pagatan akan disambut dengan sejuknya udara laut. Ada tiga lokasi yang sementara ini dijadikan sebagai obyek wisata pantai antara lain wisata Pantai Rindu Alam, Pulau Salak dan Pulau Pagatan.
Obyek wisata alam lainnya adalah sebuah pulau yang terletak di selat laut dan berbatasan dengan Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru dengan luas wilayah sekitar 4500 m² dengan panjang sekitar 15 km terletak memisah.
Kita dapat mengelilingi pulau tersebut naik perahu motor sekitar 1 jam. Konon kabarnya pada tahun 1970 seseorang peneliti dari Amerika pernah mengadakan penelitian dari hasil survey dan observasi terdapat kandungan nikel dan batubara.
Di pulau ini terdapat sumber mata air tawar. Ini menjadi pendapatan masyarakat yang bertempat tinggal disana dengan menjual air tawar ke Batulicin jika musim kemarau. Produksi air bersih rata-rata 40 m³ per hari, kendati kemarau sumber ini tidak pernah kering dengan kualitas air yang jernih.
Di pulau ini juga ada 2 buah lubang yang kedalamannya sekitar 15 m mengarah ke dalam dan apabila kita berjalan di atas lubang tersebut terdengar bunyi dengungan yang memantulkan bahwa lubang tersebut besar.
Menarik untuk menjadi tantangan bagi pecinta alam, serta kita yang ingin menikmati keindahan alam Pulau Sewangi dengan lebatnya hutan di pulau ini, maka ini dikatakan sebagai paru-parunya kabupaten Tanah Bumbu.
Di Kabupaten Tanah Bumbu juga terdapat Goa Sugung yang terjadi dari proses alam terletak di km 44, jalan Kadeco Kecamatan Mentewe dengan luas sekitar 12 ha, dan jarak dari ibukota dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam dengan kendaraan roda 4 dan roda 2.
Sebuah pemandangan yang jarang kita temui disini, kita dapat merasakan kesejukan saat berada di dalam goa, pada hari libur tidak jarang Goa Sugung menjadi pilihan bagi masyarakat sekitar untuk berekreasi. Bagi pecinta goa tempat ini merupakan tantangan tersendiri dan menjadi wahana atau objek penelitian.

K. Kabupaten Kotabaru

Belum lengkap kalu wisata ke Kabupaten Kotabaru kalau kita belum mengunjungi pantai Gedambaan 14 km dari Kota Kotabaru dengan pemandangan yang khas dan ditambah sarana pendukung seperti Cottage (penginapan), Mushola, Kolam Pemancingan dan Warung Makan serta tempat duduk yang banyak tersedia. Dengan sarana parkir yang luas akan memudahkan kita untuk berpiknik di Pantai Gedambaan. Dan tidur di Cottage Pantai Gedambaan.
Batu Jodoh terletak di Pantai Aru Kecamatan Pulau Laut Selatan merupakan tempat yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat terkabul segala ikrar sepasang kekasih. Perjanjian atau ikrar dilakukan dengan duduk di atas kedua batu tersebut kemudian sepasang kekasih tersebut saling berikrar dengan begitu mereka meyakini bahwa ikrar mereka tersebut dapat terkabul. Keyakinan ini sudah dipercaya masyarakat secara turun temurun sehingga banyak wisatawan yang melakukan ikrar di atas batu tersebut sebagai pembuktian dari keyakinan masyarakat.

L. Kabupaten Barito Kuala

Pulau Kaget terletak sekitar 12 km ke arah hulu dari Sungai Barito yang merupakan habitat dari hewan unik yaitu Monyet Besar Berhidung Panjang atau oleh penduduk setempat disebut dengan Kera Belanda/Bekantan karena hidungnya panjang, mukanya merah serta perutnya yang gendut.
Pulau Kembang dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor selama 30 menit dari pusat Kota Banjarmasin. Di pulau ini terdapat sebuah Vihara Cina yang sudah sangat tua dan banyak dikunjungi keluarga Cina untuk beribadah. Umumnya para pengunjung datang pada hari Minggu dan Vihara ini dijaga oleh sekumpulan kera berekor panjang yang banyak mendapatkan makanan dari pengunjung seperti kacang, pisang dan telur.
Kabupaten Marabahan adalah sebuah kota kecil yang terletak sekitar 65 km dari Kota Banjarmasin ke Hulu Sungai Barito. Di kota ini wisatawan dapat melihat rumah-rumah tua bergaya tradisional Banjar yang terbuat dari kayu di pinggir sungai dengan suasana kehidupan masyarakat disekitar sungai. Dari Marabahan anda dapat menyewa perahu motor ke Margasari yaitu sebuah desa yang menghasilkan aneka barang kerajinan tangan terbuat dari rotan dan bambu seperti Tas, Bakul, Kipas Tangan dan Topi. (sumb:Pemprop Kalsel).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar